Festival Gunung Slamet diselenggarakan dalam 3 hari. Rangkaian acara hari pertama diantaranya pawai ta'aruf, festival rebana, lomba MTQ, dan Sholawatan. Kemudian pada hari kedua akan diadakan ritual pengambilan air sikopyah, ruwat bumi, dan pagelaran wayang kulit pada malam harinya.
Pengambilan air sikopyah merupakan salah satu rangkaian acara penting dalam festival ini. Ritual ini adalah salah satu bentuk pelestarian budaya yang ada di lereng Gunung Slamet sejak zaman dahulu. Ritual ini diawali dengan mengambil air suci dari mata air Sikopyah menggunakan lodong, atau bambu yang sudah di bentuk sedemikian rupa. Yang diikuti sekitar 777 orang yang membawa lodong secara berbaris, beriringan.
Yang nantinya setelah pengambilan air suci tersebut, akan disemayamkan di Balai Desa Serang, yang selanjutnya akan dibagikan kepada masyarakat pada pada acara Ruwat Bumi.
Lalu pada malam harinya (hari ke dua) akan diadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk.
Setelah itu, hari ketiga festival akan ditutup dengan rangkaian acara seperti pawai budaya, mangan takir bareng bupati (makan-makan bersama bupati), perang tomat, pertunjukan ebeg (di daerah lain disebut juga kuda lumping), dan akustik kabut lembut.