• Home
  • Peta Sebaran
  • Kategori
    • Rintisan
    • Berkembang
    • Maju
    • Mandiri
    • Semua Kategori
  • Produk Wisata
    • Atraksi
      • Wisata Alam
      • Wisata Budaya
      • Wisata Buatan
    • Edukasi
    • Kuliner
Login / Daftar

Kesenian Brendung Desa Sarwodadi

Desa Wisata Budaya Desa Sarwodadi, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
  • Profil Atraksi
  • Fasilitas

Sebelum bernama Sarwodadi, desa ini disebut dengan Kaso, yang diadopsi dari bahasa jawa ngaso yang berarti istirahat melepas lelah/penat. Dinamakan demikian dengan maksud salah satunya adalah warga desa menjadi betah hidup di desa ini.Masih terbatasnya jenis hiburan, menumbuhkan kreativitas para pendahulu untuk menciptakan sebuah pertunjukan seni agar warga desa terhibur setelah lelah bekerja. Kreasi seni tersebut adalah Kesenian Brendung, kesenian hasil menyatunya cipta, rasa, dan karsa para pendahulu desa. Kesenian yang bukan hanya sekedar pertunjukan, namun juga wujud permohonan pada Sang Pencipta dan ungkap syukur atas segala karunia-Nya.

Setelah merdeka, nama Kaso berganti menjadi Sarwodadi. Dengan harapan agar segala hajat warganya selalu jadi atau terkabul. Nama Kaso dijadikan menjadi nama pedukuhan, yaitu Kaso Wetan dan Kaso Kulon.

 Ya, kesenian Brendung merupakan kesenian tradisional turun-temurun dari nenek moyang Dukuh Kaso Desa Sarwodadi Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang. Dahulu kala, kesenian Brendung ini dimunculkan ke tengah-tengah masyarakat sebagai perwujudan ungkapan rasa syukur pada yang punya hidup, yakni atas keberkahan, limpahan rezeki dan keselamatan dalam menjalani hidup. Pada masalalu, kesenian Brendung dipertunjukan selepas panen padi, selain itu juga dipertunjukan manakala warganya menghadapi masa-masa paceklik, seperti adanya musim kemarau berkepanjangan, Brendung akan dipertunjukan memohon turunnya hujan.

Kesenian Brendung yang terbuat dari batok kelapa cumplung yaitu kelapa yang sudah dimakan oleh tupai yang jatuh pada hari Jumat Kliwon, kerangka tubuh dari bambu yang diberi kapas randu yang dibungkus kain mori, berbalutkan baju dan berjilbab, setelah dirias sedemikian rupa menyerupai manusia boneka. Dengan perkembangan zaman, pakaian Brendung pun terkadang mengikuti mode. Untuk merawat boneka Brendung agar tetap bisa dipertunjukan dengan lancar setiap malam Jumat Kliwon boneka Brendung diberikan sesaji oleh sang pemilik.

Sebelum pementasan boneka Brendung terlebih dahulu harus diletakkan di area Makam Mbah Kramat Jati yaitu tempat yang dianggap keramat dan wingit di Desa Sarwodadi untuk penjamasan. Adapun tujuan, nantinya ruh widodari (bidadari, dalam hal ini Dewi Sri/Dewi Kemakmuran) yang memasukinya akan menunjukan eksistensinya dalam boneka Brendung yang telah dirias menyerupai manusia. Persiapan penjamasan sebelum pementasan memerlukan waktu tiga hari, mulai Rabu Pon, Kamis Wage, hingga hari terakhir pada Jumat Kliwon. Kalau tidak dijamas, pertunjukannya tidak bisa berjalan lancar.

Pertunjukan kesenian Brendung memiliki serangkaian acara ritual, mantra dan sesaji dari sebelum pertunjukan Brendung dimulai sampai pertunjukan Brendung selesai. Mantra dibacakan oleh seorang pawang dan boneka Brendung dipegangi oleh dua orang. Mengiringi pertunjukan Brendung, berbagai kelengkapan seperti kembang telon, lantunan lagu-lagu Jawa, tabuhan bumbung pring (bambu), buyung, dan penampi, akan membuat Brendung “menari” kegirangan. Hal ini ditunjukkan dengan keinginannya untuk terus menari-nari. Boneka Brendung akan menari dengan sendirinya mengikuti alunan iringan yang disajikan para penabuh. Namun jika ada menghina riasan atau tariannya,biasanya Brendung pun akan berhenti menari atau memukul-mukul sang pemegang, bahkan mengejar orangyang menghinanya.

Di masa sekarang, seiring menguatnya pengetahuan agama Islam masyarakat Desa Sarwodadi, pagelaran kesenian Brendung ditampilkan sebagai seni warisan budaya non benda. Yaitu, saat Desa Sarwodadi mempunyai hajat besar, contohnya menyambut kedatangan tamu besar atau pejabat yang berkunjung, maupun menghadiri pentas seni hari besar di Kecamatan Comal maupun Pemerintah Kabupaten Pemalang, namun tetap tidak meninggalkan unsur mistiknya.

Sebelum bernama Sarwodadi, desa ini disebut dengan Kaso, yang diadopsi dari bahasa jawa ngaso yang berarti istirahat melepas lelah/penat. Dinamakan demikian dengan maksud salah satunya adalah warga desa menjadi betah hidup di desa ini.Masih terbatasnya jenis hiburan, menumbuhkan kreativitas para pendahulu untuk menciptakan sebuah pertunjukan seni agar warga desa terhibur setelah lelah bekerja. Kreasi seni tersebut adalah Kesenian Brendung, kesenian hasil menyatunya cipta, rasa, dan karsa para pendahulu desa. Kesenian yang bukan hanya sekedar pertunjukan, namun juga wujud permohonan pada Sang Pencipta dan ungkap syukur atas segala karunia-Nya.

Setelah merdeka, nama Kaso berganti menjadi Sarwodadi. Dengan harapan agar segala hajat warganya selalu jadi atau terkabul. Nama Kaso dijadikan menjadi nama pedukuhan, yaitu Kaso Wetan dan Kaso Kulon.

 Ya, kesenian Brendung merupakan kesenian tradisional turun-temurun dari nenek moyang Dukuh Kaso Desa Sarwodadi Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang. Dahulu kala, kesenian Brendung ini dimunculkan ke tengah-tengah masyarakat sebagai perwujudan ungkapan rasa syukur pada yang punya hidup, yakni atas keberkahan, limpahan rezeki dan keselamatan dalam menjalani hidup. Pada masalalu, kesenian Brendung dipertunjukan selepas panen padi, selain itu juga dipertunjukan manakala warganya menghadapi masa-masa paceklik, seperti adanya musim kemarau berkepanjangan, Brendung akan dipertunjukan memohon turunnya hujan.

Kesenian Brendung yang terbuat dari batok kelapa cumplung yaitu kelapa yang sudah dimakan oleh tupai yang jatuh pada hari Jumat Kliwon, kerangka tubuh dari bambu yang diberi kapas randu yang dibungkus kain mori, berbalutkan baju dan berjilbab, setelah dirias sedemikian rupa menyerupai manusia boneka. Dengan perkembangan zaman, pakaian Brendung pun terkadang mengikuti mode. Untuk merawat boneka Brendung agar tetap bisa dipertunjukan dengan lancar setiap malam Jumat Kliwon boneka Brendung diberikan sesaji oleh sang pemilik.

Sebelum pementasan boneka Brendung terlebih dahulu harus diletakkan di area Makam Mbah Kramat Jati yaitu tempat yang dianggap keramat dan wingit di Desa Sarwodadi untuk penjamasan. Adapun tujuan, nantinya ruh widodari (bidadari, dalam hal ini Dewi Sri/Dewi Kemakmuran) yang memasukinya akan menunjukan eksistensinya dalam boneka Brendung yang telah dirias menyerupai manusia. Persiapan penjamasan sebelum pementasan memerlukan waktu tiga hari, mulai Rabu Pon, Kamis Wage, hingga hari terakhir pada Jumat Kliwon. Kalau tidak dijamas, pertunjukannya tidak bisa berjalan lancar.

Pertunjukan kesenian Brendung memiliki serangkaian acara ritual, mantra dan sesaji dari sebelum pertunjukan Brendung dimulai sampai pertunjukan Brendung selesai. Mantra dibacakan oleh seorang pawang dan boneka Brendung dipegangi oleh dua orang. Mengiringi pertunjukan Brendung, berbagai kelengkapan seperti kembang telon, lantunan lagu-lagu Jawa, tabuhan bumbung pring (bambu), buyung, dan penampi, akan membuat Brendung “menari” kegirangan. Hal ini ditunjukkan dengan keinginannya untuk terus menari-nari. Boneka Brendung akan menari dengan sendirinya mengikuti alunan iringan yang disajikan para penabuh. Namun jika ada menghina riasan atau tariannya,biasanya Brendung pun akan berhenti menari atau memukul-mukul sang pemegang, bahkan mengejar orangyang menghinanya.

Di masa sekarang, seiring menguatnya pengetahuan agama Islam masyarakat Desa Sarwodadi, pagelaran kesenian Brendung ditampilkan sebagai seni warisan budaya non benda. Yaitu, saat Desa Sarwodadi mempunyai hajat besar, contohnya menyambut kedatangan tamu besar atau pejabat yang berkunjung, maupun menghadiri pentas seni hari besar di Kecamatan Comal maupun Pemerintah Kabupaten Pemalang, namun tetap tidak meninggalkan unsur mistiknya.

Fasilitas

  • Kesenian dan Budaya

QRCode Atraksi

Harga Mulai Dari

Rp 1,500,000

Kontak Desa Wisata

  • Desa Wisata Budaya Desa Sarwodadi
  • 085326482326
  • gelegarprakoso88@gmail.com
  • Jalan Pelita I RT 005 RW 001 Desa Sarwodadi Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang Propinsi jawa Tengah

Bagikan Atraksi

  • Share
  • Tweet

Hubungi Kami

Gedung Sapta Pesona
Jalan Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta Pusat 10110

  • info@jadesta.com

  • 0812-1000-2190

© 2025 KEMENTERIAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA

  • Help
  • Kebijakan Privasi
  • info@jadesta.com
  • 0812-1000-2190
Jadesta Provinsi