Kolaborasi 9 Desa Wisata Penyangga Kawasan Bromo Tengger Semeru
Sebanyak sembilan Desa Wisata yang menjadi penyangga kawasan Bromo Tengger Semeru memaparkan rencana program pengembangan desa wisata dalam acara Biannual Tourism Forum yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pada 16-17 Februari 2023 lalu.
Sembilan desa penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, berasal dari 4 kabupaten sekitar yaitu: Kabupaten Malang (Desa Wisata Jeru, Wringinanom dan Poncokusumo).
Lalu, Kabupaten Pasuruan (Desa Wisata Tosari, Podokoyo dan Wonokitri), Kabupaten Probolinggo (Desa Wisata Wontoro dan Ngadisari) serta Kabupaten Lumajang (Desa Wisata Pasrujambe).
“Desa kami merupakan pintu masuk terakhir menuju kawasan Bromo dari Kabupaten Pasuruan. Dengan adat istiadat dan budaya Suku Tengger yang kuat, saat ini kami telah diizinkan untuk melakukan budidaya Bunga Edelweiss yang merupakan tanaman endemik yang tumbuh di wilayah gunung dan dijaga serta dilindungi keberadaannya di kawasan Bromo Tengger Semeru," ujar Pujawasista, penggerak Desa Wisata Wonokitri.
"Budidaya ini sudah dimulai warga sejak tahun 2018 lalu. Wisatawan dapat membawanya sebagai penanda kenangan dari Wonokitri,” imbuhnya.
Berlokasi tak jauh dari situ, masih dari Kabupaten Pasuruan, terdapat pula Desa Wisata Podokoyo yang menawarkan paket wisata berbeda, melalui Bromo Fun Tracking, Program Live in dengan Warga dan Camping Ground.
“Ketiga aktivitas ini menjadi ikon desa kami. Podokoyo adalah desa pemegang juara pertama dalam bidang kerukunan beragama di Kabupaten Pasuruan dan merupakan salah satu desa pemangku hutan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru,” urai Witono selaku penggerak wisata Desa Wisata Podokoyo.
Tak kalah menarik, Desa Wisata Wiringinanom, yang menjadi pintu masuk wisata kawasan Bromo dari wilayah Kabupaten Malang, telah memiliki 8 paket wisata mulai dari wisata edukasi, budaya dan petualangan dengan menawarkan 30 homestay.
“Dalam perjalanan menuju kawasan Bromo, wisatawan bisa singgah dan bermalam, sambil menikmati pengalaman wisata di desa. Terdapat wisata favorit river tubing melintasi Sungai Amprong dan agro wisata petik jeruk yang akan memberi pengalaman unik dan berbeda bagi wisatawan,” jelas Galuh selaku penggerak wisata Desa Wringinanom.
Satu per satu, desa-desa wisata penyangga Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) Bromo Tengger Semeru ini dengan antusias memaparkan program-program pengembangan pariwisata yang akan dijalankan melalui pendampingan yang dilakukan Kemenparekraf melalui Program Kampanye Sadar Wisata 5.0.
Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 menjadi tema utama Biannual Tourism Forum yang menjadi forum yang mempertemukan penggerak desa wisata dengan para stakeholder atau pemangku kepentingan, untuk membuka peluang kolaborasi dalam pengembangan desa wisata termasuk peluang dalam memperoleh akses pembiayaan.
Para stakeholder yang dihadirkan dalam Biannual Tourism Forum ini berasal dari Platform Wisata dan Gaya Hidup - Traveloka, Asosiasi Travel Agent Indonesia, ExxonMobil Cepu Limited, PT. PLN, CSR Forum Jawa Timur, Bank Mandiri, Universitas Bina Nusantara Malang, serta Kepala Dinas Pariwisata dari setiap kabupaten di wilayah Bromo - Tengger - Semeru.
Sumber : https://kumparan.com/kumparantravel/kolaborasi-9-desa-wisata-penyangga-kawasan-bromo-tengger-semeru-1zrphk6i3sX