Kondisi Desa Kaliwlingi sangat jauh dari kata baik, infrastuktur yang ada tidak memberikan sarana yang di butuhkan masyarakatnya, dari jalan yang rusak ( tanah berbatu) listrik yang belum masuk Desa, Dukuh Pandansari mengalami kemunduran dalam hal pembangunan infrastuktur, walau lokasi Desa kaliwlingi masuk di Kecamatan Brebes sebagai Kecamatan kota, pembanungan sangat tertinggal jauh, di banding dengan desa lainya di kecamatan Brebes, untuk aliran listrik Dukuh Pandansari mengandalkan Jenset dari mesin Disel, akses jalan yang buruk membuat keterlambatan pengembangan ekonomi yang ada di desa, jika memasuki musim hujan akses jalan tidak dapat di lalui, anak sekolah tidak dapat menuju ke sekolahnya, masyarakat yang mengurus adminitrasi terhambat, para petani mengalami akses yang susah jika akan membawa hasil panennya ke pasar.
Kondisi ini semakin buruk dalam nilai ekonomi di masyarakat dukuh Pandansari Desa Kalwilingi, setelah harga udang windu menjadi turun akibat kualitas yang tidak baik, muncul dampak lainya berupa ekonomi, masyarakat yang sudah lama menggantungkan ekonomi di Budidaya Udang Windu beberapa orang sudah mengalami gulung tikar, akibat titik balik modal usaha yang tidak tertutup, tambak mulai di tinggalkan akibat masyrakat tidak memiliki modal yang cukup untuk budidaya, sartifikat tanah, BPKB motor yang sudah di gadai untuk modal belum dapat di ambil, permasalahan terus begitu muncul dari berbagai sector, Tambak yang di tinggalkan mengalami Abrasi ( Proses pengikisan tanah oleh gelombang air laut), fungsi utama hutan mangrove adalah menekan laju Abrasi agar tidak begitu cepat, alih fungsi lahan yang terjadi mengakibatkan alam tidak berjalan semestinya, ombak laut dengan cepat mengahabiskan/menghancurkan tambak milik masyarakat.
Abarasi yang terjadi sejak tahun 1963 sampai 2009 sudah menghilangkan tanah dengan luas 812 Ha, sampai kini Abrasi tidak dapat di cegah hanya saja bisa di tekan lajunya menggunakan tanaman mangrove, abrasi yang begitu cepat terjadi akibat dampak pembukaan lahan pertambakan, tanah yang awalnya rapat oleh zonasi mangrove setelah di buat tambak maka mangrovenya menjadi jarang, situasi ini tidak dapat memecah gelombang dan menahan tanah lebih banyak. Abrasi yang terjadi di setiap tahunya memaksa air rob naik ke pemukiman, dalam bulan Februari sampai dengan bulan Agustus adanya aingin barat dan angina timur mengakibatkan air laut masuk ke area pemukiman, masyarakat mengalami konfik yang baru dengan alam, bagaiamana masyarakat tidak dapat melakukan aktifitas keseharianya jika air rob masuk ke dalam rumah rumah, dampak domino yang di timbulkan adalah Tekanan alam, Tekanan Sosial dan Tekanan Alam.
Tekanan alam yang timbul adalah masuknya air rob ke pemukiman, rumah rumah warga menjadi rusak, barang barang rumah tangga menjadi cepat terkena korosi, kendaraan sepeda dan motor tidak dapat bertahan lamakarena cepat rusak karena adanya proses korosi dari air laut yang mengandung salinitas yang tinggi, proses memasak, tidur, menjadi terganggu karena air rob masuk ke dalam rumah, membuat kegiatan masarakat menjadi lumpuh, bahkan beberapa rumah sudah terancam hilang. Tekanan secara social, ini menganggu sumber daya manusia yang ada, ketika lulusan SD mereka di paksa untuk tidak melanjutkan sekolahnya ke jenjang lebih tinggi, mereka di anggap sudah bisa membaca, menulis dan menghitung sudah di anggap sebagai bekal hidup, di usianya yang masih anak anak, mereka di ajak ke laut untuk membantu keluarganya dalam menambah nilai ekonomi, dampak jangka panjangnya adalah SDM yang ada di Dukuh pandansari hanya memiliki keahlian mencari ikan, mereka tidak memiliki wawasan yang luas, sejatinya dengan usia yang sedang berkembang mereka mendapatkan pendidikan yang baik, seperti anak anak pada umumnya. Dampak secara ekonomi muncul ketika masyarakat tidak memiliki kerjaan yang baik, kebutuhan sehari-harinya tidak dapat terpenuhi, hanya mengandalkan dari sector nelayan tangkap, petani bawang, tomat, cabai dan padi tidak dapat melakukan budidaya, dikarenakan air laut masuk ke areal persawahan, mengakibatkan tanah mengalami asin, musim hujan yang mundur membuat situasi lebih parah karena masyrakat bergantung kepada hasil pertanian.
Dalam tekanan dan permasalahan yang ada masyarakat mencoba mengadakan kegiatan reboisasi hutan mangrove, isu pemanasan global pada tahun 2005 membuat masyarakat melakukan kegiatan penyadaran kepada masyarakat, melakukan penanaman mangrove, mencetak kader peduli lingkungan, dan membuat satgas jaga segara sebagai garda dalam mengamankan hutan mangrove yang masih tersisa, KMPHP MANGROVE SARI ( KELOMPOK MASYARAKAT PELESTARI HUTAN PESISIR ) menjadi wadah bagi masyarakat dalam menjalankan kegiatan penyadaran lingkungan. Penanaman yang dilakukan pertamakali melalui sawadaya masyarakat, dengan jumlah 15.000 Batang keluasan 1 Ha dengan jenis Rizophora Mucronata, KMPHP Mangrove Sari melakukan kegiatan penyadaran kepada masyarakat melalui kampanaye arak arakan angklung, mengadakan seni budaya, patroli di laut dan menggunakan media cetak ( koran).
KMPHP Mangrovesari terus mengalami perkembangan secara kelembagaan dan sumberdaya manusia, kegiatan yang dilakukan lebih banyak menyangkut mengenai mitigasi bencana, adaptasi perubahan iklim dan mencetak kader peduli lingkungan. IPPHTI (Ikatan Pengendalian Hama Terpadu) merupakan NGO (Non Government Organisation) dampingan yang di utus oleh KEHATI (Keaneragaman Hayati), IPPHTI mendampingi dari adaptasi perubahan iklim, mulai melakukan penanaman padi tahan dampak air asin, penanaman ini dilakukan karena areal persawahan milik masyarakat sudah terkena oleh air rob, sehingga padi tahan dampak air asin sangat kuat di tanam dalam kondisi demikian, dalam kegiatan di bidang pertanian muncul Kelompok baru (TANI LESTARI ) di tahun 2010.
KMPHP terus melakukan kegiatan penanaman mangrove di tahun 2010 NGO (Non Government Organisation) semakin banyak yang masuk dalam meyambut kerjasama untuk melakukan penanaman, pemberdayaan, peningkatan sumber daya manusia, Mitigasi bencana alam, penanggulangan abrasi, dan pemanfataan lahan kritis untuk budidaya kerang darah, keramba jaring apung, beberapa lembaga swadaya yang masuk di dalam dan luar negeri, ( KEHATI, LINTAS ARTA, BUMI KARSA, IPPHTI, GEF SGP, OISCA, CFP, dari akademisi, UNDIP,ONSOED, UPS, ATMAJAYA JAKARTA, UNIKAL, UMUS, UGM, UNNES, BAMADA, UNIKU, UNSWAGATI, dan pemerintahan baik di tingkat Kabupaten, Provinsi, sampai tingkat Kementrian, ada KKP, DKP, KLHK,DLHK.
Penghargaan dari jerih payah KMPHP mulai di dapatkan, tahun 2012 mendapatkan juara III Kelompok Tani Hutan 2012, pengahargaan sebagai masyarakat peduli penanaman 1 juta pohon 2012, Kalpataru 2015 penyelamat lingkungan jauara VII, menghantarkan Pak mashadi Mendapatkan KALPATARU Pengabdi Lingkungan juara 1 nasioanal, dan juara III Wana LESTARI Tingkat Nasional 2016. Penghargaan ini buah dari perjuangan masyarakat keluar dari kondisi tekanan yang menimpa sejak tahun 2005 sampai 2016, waktu ynag tidak begitu singkat, dinamika kelompok yang begitu sulit, keikhlasan, gotong royong, kerja keras merupakan modal utama dalam melakukan kegiatan yang ada di lingkungan Dukuh Pandansari Desa Kaliwlingi.
2016 menjadi titik awal perjuangan masyarakat menemukan titik ekonomi, dari penanaman yang sudah di lakuakan, terbentuknya hutan mangrove dengan keluasan 280 Ha yang mana 15 Ha di manfatkan untuk di jadikan Eduwisata Tracking mangrove, hasil kajian dari mahasiswa Undip bahwa mangrove pandansari menjadi mangrove yang layak intuk dijadikan tempat wisata, 30 April 2016 DEWI MANGROVESARI Di launching dengan aksi tanggap pesona, Pembangunan tracking mangrove dari Dinas Pariwisata Kabupaten Brebes memberikan dana 2,5 Milyar dalam pembangunan di wisata mangrovesari 720 Meter, 2 Mushola, 1 Menara Pandang, 2 gazebo, dan dapat bantuan dari DKP kabuapaten Brebes sepanjang 26 Meter tracking, 1 menara pemantauan burunng.
DEWI MANGROVESARI dalam waktu 2016 – 2020 mengalami pendewasaan, dari structural, adminitrasi, managemen, pengembangan produk, peningkatan SDM, Pemanfataan Hutan bukan kayu, pengembangan destinasi serta atraksi baru, paket wisata, Aktifitas masyarakat local menjadi tujuan aktifitas yang menyenangkan, Dalam pengembangan kegiatan pariwisata kelompok Pokdarwis Dewi Mangrovesari selaku pengelola di Desa wisata mangrove Dukuh Pandansari Desa kaliwlingi menjalankan kegiatan pariwisata yang memiliki dampak besar dari terhadap masyarakat, penyerapan tenaga kerja 50 orang, warung makan, pusat oleh oleh ada 30 warung, atraksi aktifitas masyarakat seperti Garam Rebus (22 orang) , Batik Pewarna Alami (20 orang), Budidaya kepiting soka (10 orang), bandeg cabut duri (5 orang), panen ikan bandeng ( Maysarakat umum), pembuatan rengginang udang, ( 5 orang) dan penginapan Homestay ( 15 orang) yang di dalamnya adalah masyarakat asli Desa Kaliwlingi Dukuh Pandansari.
Desa kaliwlingi Dukuh Pandansari menjadi salah satu kawasan yang menjadi contoh kekuatan gotong royong masyarakat mampu keluar dari keterpurukan dari tekanan alam bencana abrasi, dari musibah di ubah menjadi berkah, hasil kerja keras dari generasi turun generasi membuahkan hasil, konsistensi menjaga ekosistem mangrove masih menjadi tujuan utama di samping pengembangan nilai ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat di lingkunganya, mangrove sudah mendatangkan dampak yang besar, selain menghambat laju abrasi, mendatangkan nilai ekonomi, dan pengamanan bagi keberlangsungan hidup di masyarakat Dukuh Pandansari Desa Kaliwlingi.
Belum ada homestay