DESA WISATA RELIGI CIKURA.
Desa Wisata Cikura merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah Desa Cikura berjarak sekitar 32 km atau 55 menit dari Ibukota Kabupaten Tegal Rute menuju Desa Cikura dapat dilalui dengan menggunakan Angkudes Slawi Bumijawa turun di Pasar Bojong Melanjutkan Perjalanan Menggunakan Angkutan Tradisional Atau Ojek.
Jumlah penduduk di Desa Cikura yaitu sebanyak 5909 jiwa. Desa Cikura Ditetapkan sebagai Desa Wisata Religi oleh Bupati Tegal, Ki Entus Susmono pada tahun 2018. Dan di kelola oleh pokdarwis Desa Cikura. Pengembangan Desa Wisata Cikura dimulai pada Tahun 2018. Atraksi atau daya tarik yang dimiliki Desa Wisata Cikura yaitu Wisata Religi, Wisata Alam Dan Wisata Budaya .
Desa Cikura yang dikenal sebagai salah satu Desa Religi dengan Situs Situs Makam Kramat dan Salah Satu Pusat Pembelajaran Ilmu Tauhid Yang lebih di kenal dengan pondok pesantren Attauhidiyah Cikura Juga kekayaan budaya Lokal yang bisa dikembangkan. Kemajemukan masyarakat yang Religius menjadi dayatarik dalam sektor pariwisata religi.
Desa Cikura Meerupakan pusat penyebaran Agama Islam Di Abad 18. Penyebar agama islam di Cikura diantaranya, Saikh Qomarudin - Ki Ageng Mataram - kiyai Suro Prono - Kiyai Pendil Wesi - Kiyai Kurdi - Kiyai Tarhadi dan syaikh Armia. atau yang di kenal dengan 7 ( tujuh ) Wali cikura.
Diantara tujuh wali cikura ada Syaikh ARMIA yang setiap tgl 27 Syuro di peringati Haulnya. Atau yang di kenal dengan CIKURANAN dan di hadiri pulihan ribu pengunjung lokal sampai luar negri. Pada tahun 1830-an Lahir Syaikh Armia. Syaikh armia merupakan putra bungsu dari Kiyai Kurdi. Kakek beliau Mbah Suraprana, tokoh yang dikenal kewaskitaannya. Tidak lama setelah kelahirannya, bapaknya, Kiyai Kurdi meninggal dunia. Jadilah Kiyai Armiya anak bungsu yang yatim.
Suatu hari di kala sedang mencari rumput dan kayu bakar di tengah hutan, beliau mendengar suara lantunan ayat Al Qur'an. Setelah didekati ternyata suara itu berasal dari seorang laki-laki yang sedang duduk di atas batu. Dengan tenang beliau lama terdiam menikmati keindahan lantunan ayat-ayat suci itu.
Dari pengalaman itu muncullah keinginan dalam hati untuk menuntut ilmu agama. Menurut salah satu riwayat, tempat pertama yang beliau singgahi adalah Kesuben - Lebaksiu, Tegal. Setelah itu Sumpyuh - Banyumas dan berlanjut ke Tegal Gubug - Cirebon dan Lemah Duwur - Tegal. Di dua tempat terakhir beliau menimba ilmu kepada sosok ulama yang keduanya bernama Kiyai Anwar.
Kiyai Armiya kembali ke kampung halaman setelah pencarian ilmu ketika usianya mencapai 60-an tahun. Sekembalinya ke Cikura beliau menikah dengan Nyai Aliyah. Itupun -menurut salah satu riwayat- beliau baru berkenan menikah apabila sudah mendapat perintah dari Rasulullah s.a.w. dan dipilihkan pasangannya.
Perjuangan Kiyai Armiya dalam penyebaran Islam tidak diragukan lagi. Selain mendirikan masjid di desa Cikura sebagai pusat peribadatan dan pengembangan keilmuan, beliau juga mendatangi pelosok-pelosok kampung untuk mengajarkan ilmu agama. Dengan berjalan kaki beliau masuk keluar hutan demi membina umat Islam di wilayah Tegal dan Pemalang bagian selatan. Terbukti sampai saat ini di banyak desa yang terhitung tidak dekat dengan Cikura masih mengakui bahwa penghidup Islam disana adalah Kiyai Armiya.
Kiyai Armiya wafat pada hari Rabu, 1 Mei 1935 atau bertepatan dengan 27 Muharram 1354. Beliau berpulang meninggalkan putra putri yang kemudian melanjutkan perjuangan membina umat Islam. Diantara putra putri beliau: Kiyai Sa'id, Kiyai Abdul Khaliq, Kiyai Sanadi, Nyai Aminah dan Kiyai Rois. Disamping itu Kiyai Armiya juga meninggalkan pondok pesantren yang beliau dirikan dengan nama Pondok Pesantren at-Tauhidiyyah yang masih terus berkembang hingga saat ini di bawah asuhan cucu beliau KH. Ahmad Sa'idi dan KH. Muhammad Hasani.
Demi memperingati hari kemangkatan Kiyai Armiya, setiap tanggal 27 Muharram selalu diadakan haul di Ponpes at-Tauhidiyyah Cikura. Acara dilaksanakan dengan pembacaan mudhoriyah, ratib, khotmil Qur'an, istighosah dan rauhah di malam hari. Dilanjutkan pagi harinya acara dimulai dengan pembacaan Dalailul Khoirat dan maulid nabi hingga dilanjutkan dengan ziarah makam serta tahlil . Dan pengajian umum.
Belum ada homestay