Konon Dasun adalah sebuah desa tua yang berada di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Keberadaan Dasun ternyata sudah ada sejak zaman Kerajaan Pucangsulo, sebuah kerajaan kuno cikal bakal kerajaan-kerajaan di Jawa.
Sejak abad ke 13, Dasun sudah menjadi pusat produksi kapal bagi Kerajaan Majapahit. Pembuatan kapal di Dasun diperuntukan bagi keperluan militer dan perdagangan. Pengawasan pembuatan kapal-kapal tersebut langsung dipimpin oleh Prabu Rajasa Wardana yang merupakan suami dari Bhre Lasem sendiri, yang pada saat itu menjabat sebagai Panglima Angkatan Laut Majapahit.
Sejarah galangan kapal di Dasun tidak berhenti sampai di situ. Pada masa Kesultanan Demak, Galangan Kapal Dasun masih tetap eksis. Diduga berhasil menyelesaikan 100 kapal bagi Kesultanan Demak yang melakukan ekspedisi ke Malaka untuk melawan Portugis dipimpin langsung oleh Adipati Unus.
Pada zaman Hindia Belanda, Dasun semakin eksis dengan dibukanya sungai baru yang disodetkan dari Sungai Lasem yang dulunya bermuara di Kaeringan diubah ke Muara Dasun. Keberadaan Belanda di Dasun juga dibuktikan dengan peninggalan Bong Belanda atau Makam Belanda di sebelah selatan lapangan Dasun.
Itulah Dasun, Desa bahari yang menyimpan sejarah yang begitu banyak. Muara Sungainya adalah saksi bisu masuknya Opium dari luar dan didistribusikan ke seluruh Nusantara. Dock-dock kapal yang masih tersisa juga merupakan saksi bagaimana keuletan dan terampilan penduduk membuat kapal-kapal yang mampu berlayar ke seluruh dunia.
Dengan melihat potensi-potensi di atas, Dasun menuju Desa Wisata adalah sebuah keniscayaan. Karena di Dasun ada Peninggalan sejarah berupa dok dan galangan kapal, Sungai, Mangrove, Pantai, Tambak, Anco, Terasi, Bandeng, Rajungan, dan Penduduk nelayan menyatu menjadi sebuah harmoni desa pesisir yang elok.
1. POTENSI ALAM
a. Pantai Dasun
Pantai dasun merupakan pantai terpanjang di Kecamatan Lasem. Pantai ini membujur dari barat ke timur dengan total 3,6 Kilometer. Pantai Dasun memiliki pohon cemara yang rindang, selain itu juga merupakan habitat burung, kerang, jangkang, kepiting dan bertelurnya penyu.
Datang di pantai Dasun saat sebelum terbenamnya matahari adalah waktu yang cocok selain pagi setelah subuh, kita akan dimanjakan dengan pemandangan sunset, ratusan burung yang mencari makan di pantai dan saat nelayan mulai pulang dari melaut masuk muara sungai. Pantai Dasun juga erat kaitannya dengan muara sungai Dasun-Lasem yang kental dengan sejarahnya yang panjang.
b. Mangrove Dasun
Mangrove Dasun terletak di sepanjang Sungai Dasun. Pengunjang dapat melihat dengan jelas ketika mengunjungi Tambatan Perahu Dasun. Mangrove Dasun sungguh rimbun dan rindang terlihat mengular mengikuti keberadaan Sungai Dasun. Mangrove menjadi tempat bertelur, mencarai makan, dan berlindungnya ikan-kan. Mangrove Dasun juga menjadi tempat berkembangbiaknya burung-burung laut.
c. Sungai Dasun
Sungai Dasun merupakan sungai utama di Kecamatan Lasem. Sungai ini membujur dari utara ke selatan dan bermuara di Laut Jawa. Keberadaan sungai ini dimanfaatkan oleh penduduk Dasun dan Layur sebagai tempat lalu lintas perahu. Selain ditumbuhi pohon mangrove di kanan kirinya, di sepanjang Sungai Dasun banyak anco yang dioperasikan oleh penduduk Dasun. Penduduk Dasun banyak memiliki anco untuk mencari udang, rebon, ikan blanak, ikan bandeng, bahkan kakap. Anco Dasun terlihat unik dan indah bersanding dengan cakrawala ketika terlihat dari tengah sungai.
Jika pengunjung menyusuri sungai dari tambatan perahu dasun ke selatan, mata tak henti-hentinya menengok ke kiri dan ke kanan. Di tepi sungai sebelah kiri terdapat beberapa dok kapal peninggalan jaman kolonial belanda dan masa pendudukan jepang. Desa Dasun memang sejak dahulu terkenal sebagai daerah penghasil kapal-kapal belanda, itu dibuktikan dengan beberapa dock dan bangkai kapal besi serta kayu di sepanjang sungai dasun.
Sungai Dasun memang menyimpan cerita sejarah yang beragam. Di sungai inilah candu masuk dan menyebar ke seluruh Jawa pada zaman kolonial. Ini dibuktikan dengan adanya Rumah Candu atau Lawang Ombo di Desa Soditan, samping Klenteng Cu An Kiong. Rumah Candu ini terdapat gorong-gorong untuk masuknya candu dari Sungai Dasun-Lasem menuju dalam Rumah Candu.
d. Muara Sungai Dasun
Muara Sungai Dasun adalah tempat bertemunya Sungai Dasun dengan Laut Jawa. Di muara Sungai ini banyak aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung ataupun warga Dasun. Pengunjung biasanya memanfaatkan keberadaan muara sungai dasun untuk memancing ria bersama teman ataupun keluarga. Konon di muara sungai dasun banyak ikan-ikan besar yang didapatkan pemancing, sebut saja ikan kakap putih, sembilang, kerapu, dll. Muara sungai dasun juga menjadi tempat bermainnya anak-anak Dasun untuk mencari kerang atau sekedar mandi bermain air di sungai.
e. Cemara Dasun
Cemara Dasun terdapat di sepanjang Pantai Dasun sejauh 3,6 Kilometer. Ratusan pohon cemara ini ditanam pada tahun 2013 yang lalu. Sekarang ratusan cemara dasun ini tumbuh rindang dan memanjakan mata bagi pengunjung Pantai Dasun.
f. Pulau Gosong
Pulau Gosong Dasun, Lasem, merupakan pulau kecil yang terletak di sebelah utara pantai dasun, Laut Jawa. Pulau ini terbentuk dari aktivitas endapan pecahan kerang, koral dan binatang laut lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu, pulau ini semakin lama semakin membesar yang akhirnya membentuk sebuah pulau baru.
Untuk mencapai lokasi Pulau Gosong Dasun dengan luasan kurang lebih 5 ha, dengan menggunakan perahu nelayan setempat, pengunjung cukup memerlukan waktu 20 menit. Adapun jarak tempuh pulau gosong dari bibir pantai Dasun adalah sekitar 3 km. Diiringi dengan deburan air laut di badan kapal nelayan yang ramah, pengunjung akan disuguhi panorama barisan ikan-ikan kecil yang melintas di atas permukaan Laut Dasun. Sesekali pengunjung juga disuguhi koloni burung laut yang melintas menuju pulau gosong sebagai habibatnya.
Setiba di Pulau Gosong Dasun, sejauh mata memandang, pengunjung akan disuguhi hamparan air laut yang jenih dengan dasar batu karang yang elok. Tampak jelas batu karang di Pulau Gosong Dasun ini. Batu karang itu tampak nyata. Batu karang yang ada di Pulau Gosong masih tumbuh dan hidup dengan baik. Tampak batu karang dengan mozaik warna yang beragam dan anggun. Pulau yang penuh dengan karang ini tampak indah sekali.
Pada saat air laut pasang, terlihat tiga daratan karang yang tidak begitu luas. Namun ketika air laut surut, luasan pulau gosong ini tampak besar dan eksotis. Batu karang dan duri babi sangat mudah kita jumpai di sana. Terlihat ada tiga gundukan pulau karang. Di pulau Gosong inilah, menjadi habitat burung laut. Burung laut ribuan tampak tenang berkoloni di pulau ini.
Jika para pengunjung tertarik mengunjungi pulau gosong, disarankan pada waktu sore hari. Pengunjung pasti akan mendapatkan moment yang cukup menarik.
Pesona Pulau Gosong sungguh tiada duanya. Air lautnya sangat jernih, altar pulaunya Gunung Lasem, ragam biota laut cukup beragam, terlebih saat-saat temaramnya sinar matahari. Pulau Gosong ini sangat cocok digunakan untuk kunjungan belajar. Bagi para guru, pelestari karang, para siswa, hingga pegiat sosial, sangat cocok untuk dijadikan tempat kunjungan belajar bersama. Selamat menikmati pesona Pulau Gosong Dasun, Lasem.
2. Potensi Benda Cagar Budaya
a. Situs Dok Kapal Dasun
Dok Kapal Dasun, Lasem merupakan saksi bisu kejayaan Dasun tempo dulu yang berhasil memproduksi kapal-kapal berbagai macam. Total ada tiga dok kapal yang ada di Desa Dasun. Menurut penuturan Mbah Darman sesepuh Dasun yang perneh bekerja di pabrik kapal Dasun, ketiga dok kapal ini 2 diantaranya adalah buatan Belanda dan yang satu adalah buatan Jepang. Dok kapal Dasun merupakan tempat yang berfungsi sebagai galangan kapal sekaligus sebagai bengkel kapal.
b. Situs Sumur Omben
Situs Sumur Omben terletak di dekat bibir Pantai Dasun. Letak Sumur Omben dari bibir Pantai Dasun sekitar 300 meter. Situs ini berupa sumur tua yang dikelilingi oleh tembok. Konon Sungai ini merupakan buatan dari Sunan Bonang. Situs Sumur Omben erat kaitannya dengan asal usul Dukuh Mambong, Desa Tasiksono. Situs Sumur Omben pada zaman dahulu sebelum PDAM masuk di Dasun dan Tasiksono, kebanyakan penduduk memanfaatkan Sumur Omben untuk sumber air bersih. Konon, meskipun kedalaman Sumur Omben hanya sekitar 3-4 meter, air di Sumur Omben tidak pernah kering. Sekarang ketika penduduk sudah beralih ke air PDAM, Sumur Omben menjadi kering dan tidak ada airnya lagi ketika tidak dimanfaatkan oleh penduduk.
c. Situs Sumur Pengecekan
Situs Sumur Pengecekan terletak di tepi Sungai Dasun yang dikelilingi oleh mangrove. Keberadaannya tidak lepas dari Galangan Kapal Dasunb yang memproduksi berbagai macam kapal. Karena Fungsi dari Sumur Pengecekan pada zaman dahulu adalah untuk mengetahui tinggi rendahnya permukaan air sungai untuk keperluan lalu lintas kapal di Sungai Dasun pada zaman kolonial Belanda dahulu.
d. Situs Umpak Rumah Sercurity Belanda
Situs Umpak Rumah Sercurity Belanda adalah umpak bekas rumah sercurity yang menjaga keamanan lalu lintas kapal di Sungai Dasun pada zaman Kolonial Belanda dulu. Umpak rumah ini terbuat dari batu andesit utuh. Sekarang situs umpak rumah sercurity ini berada di tengah-tengah tambak Dasun.
e. Situs Bong Belanda
Situs Bong Belanda adalah area makam orang-orang Belanda di Desa Dasun. Orang-orang belanda yang dimakamkan di Bong Belanda Dasun diperkirakan ada kaitannya dengan keberadaan Pabrik Galangan Kapal Dasun. Penduduk sekitar menyebut Situs Bong Belanda sebagai Tegal Bong, karena disekitar Bong Belanda merupakan are tegal atau ladang. Ada total 3 makam yang berada di Situs Bong Belanda ini, namun hanya satu yang masih utuh.
f. Situs Tegal Pabrik Kapal
Situs Tegak Pabrik adalah area pabrik kapal belanda yang berupa kantor, gudang, dll. Tegal Pabrik letaknya berdekatan dengan dok kapal yang berada di tepi Sungai Dasun. Situs ini sekarang menjadi ladang atau tegalan, oleh sebab itu oleh penduduk sekitar disebut sebagai Tegal Pabrik. Situs Tegal Pabrik Kapal ini sekarang hanya tersisa reruntuhan bangunan yang berupa batu bata dan pondasi.
g. Tambak Dasun
Tambak Dasun merupakan salah satu situs yang cukup kuno. Karena tambak Dasun diperkirakan ada sejak zaman Kolonial Belanda. Itu artinya, tambak-tambak Dasun yang dimanfaatkan oleh para pembudidaya bandeng dan petani garam adalah tambak-tambak kuno yang berusia ratusan tahun. Tambak Dasun babnyak menghasilkan bandeng-bandeng berkualitas unggul. Bandeng Dasun banyak dicari oleh masyarakat karena dagingnya tidak ampek dan memiliki tekstur berserat. Selain bandeng, tambak Dasun juga menghasilkan garam kristal yang putih. Garam ini kemudian didistribusikan ke seluruh penjuru nusantara. Selain itu juga ada budidaya udang windu dan udang panami di tambak Dasun sekarang ini.
h. Situs Punden Mbah Kongso
Situs Punden Mbah Kongso treletak di RT 1 Desa Dasun, tepaknya di pemakaman umum Desa Dasun. Oleh penduduk Dasun, situs ini sering digunakan untuk ritual keagamaan. Situs Punden Mbah Kongso disekitarnya terdapat pohon jaranan besar dan tinggi.
i. Situs Punden Mbah Rejeng
Situs Punden Mbah Rejeng terletak di RT. 2 Desa Dasun, berdekatan dengan jembatan Dasun-Tasiksono. Situs ini dulunya juga sering digunakan oleh penduduk untuk ruitual keagamaan.
3. POTENSI KULINER
a. Bandeng Mrico Dasun
Bandeng Mrico adalah salah satu kuliner khas Desa Dasun. Makanan ini bahan utamanya adalah ikan bandeng, bandeng yang akan dibuat sayur mrico haruslah bandeng yang masih segar. Menurut kepala desa Dasun Sujarwo, konon sayur Bandeng Mrico khas Dasun sangat cocok bagi orang yang sedang menderita demam. Dengan menyentap Bandeng Mrico, badan menjadi hangat dan segar kembali. Sayur bandeng Mrico sangat cocok disantap saat masih hangat dengan aroma yang menggoda.
Bahan-bahan untuk membuat bandeng mrico cukup sederhana. Selain bandeng, anda siapkan cabai, garam, asam, bawang putih, bawah merah, dan lada secukupnya. Rasa khas bandeng mrico adalah dari ladanya, biasanya orang yang menyantap bandeng mrico akan “gembrobyos” jika menyantap bandeng mrico yang masih hangat.
Masyarakat Dasun sangat familiar dengan masakan ini, apalagi jika musim panen bandeng, hampir setiap rumah di Dasun pasti menghidangkan bandeng mrico untuk santapan keluarga.
b. Bandeng Bakar Dasun
Satu lagi masakan khas Desa Dasun yaitu bandeng Bakar Dasun. Terbuat dengan bahan dasar bandeng segar yang dibakar di bara api. Kemudian setelah matang bandeng tersebut ditaburi dengan bumbu kecap yang pedas namun manis. Sangat cocok dimakan dengan nasi putih pulen yang masih hangat.
Dasun kaya akan keberadaan bandeng, bandeng hidup dan dibudidayakan oleh para petani tambak Dasun. Mereka adalah pemulia bandeng dan perawat tradisi pertanian tambak. Bandeng Bakar adalah salah satu produk unggulan bagi Desa Dasun sebagai kuliner khas.
c. Urap Latoh Dasun
Urap Latoh adalah makanan khas pesisiran di Desa Dasun Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Urap latoh merupakan makanan yang terbuat dari bahan baku “latoh” salah satu jenis dari rumput laut yang hidup di Laut Jawa khususnya di Lasem Kabupaten Rembang.
Urap Latoh sangat diminati oleh masyarakat karena rasanya yang begitu khas pesisir dan kaya akan gizi. Bentuk latoh sendiri ini menyerupai telur ikan yang bewarna hijau, untuk ciri-cirinya, berwarna hijau dengan thallus (cabang) berbentuk lembaran, batangan, dan bulatan.
Cara memasak urap latoh cukup sederhana. Latoh yang didapat nelayan dari laut tidak perlu dimasak hanya dicuci bersih kemudian dicampur dengan adonan urap (parutan kelapa dan sambal) dan dipadu dengan daging ikan asap khas Desa Dasun. Sehingga rasa urap latoh sungguh mencerminkan masakan khas pesisiran yang lugas dan kuat.
Urap Latoh Kaya Gizi
Kandungan klorofil rumput laut bersifat antikarsinogenik. Terdapat juga kandungan serat, selenium dan seng yang tinggi yang bisa mereduksi estrogen (jenis hormon). Latoh mengandung zat besi dan protein yang dapat membantu pembentukan hemoglobin dan juga akan mengurangi resiko anemia. Vitamin A dalam latoh mengatasi permasalahan gizi karena kekurangan vitamin A. Mencegah hipertensi karena rumput laut dapat menyerap kelebihan asupan garam dalam tubuh. Antioksidan klorofil dapat berfungsi membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh. Kandungan serat di latoh dapat mempelancar proses metabolisme tubuh sehingga baik untuk makanan untuk diet.
Salah Satu Menu di Warung Apung Dasun
Urap Latoh sangat cocok dimakan bersama dengan nasi liwet hangat dan tempe daun jati goreng hangat. Anda dapat menjumpai dan menikmati Urap Latoh kuiner khas Dasun Lasem ini di Warung Apung Dasun, Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. Harganya sangat terjangkau, rasanya pun sangat recommended enak gurih serta nikmat.
Bagi anda yang ingin makan makanan yang enak bergizi dan harga terjangkau, berkunjunglah di Warung Apung Dasun menikmati Urap Latoh dan makanan khas pesisiran lainnya dipadu dengan pamandangan saujana yang elok tambak Dasun, Gunung Lasem serta hamparan sawah yang memikat mata.
4. POTENSI SARANA PRASARANA
a. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dasun
Taman yang dibangun sekitar 2 tahun yang lalu ini telah banyak menarik perhatian warga Lasem. Pemandangan yang disuguhkan sungguh elok di mata. Betapa tidak, taman ini dikelilingi tambak garam, sawah, dan juga jalan KUA yang membujur dari barat ke timur yang seakan membelah Gunung Lasem di timurnya ini setiap harinya ada ratusan orang yang berkunjung.
Terdapat ruang terbuka hijau, beberapa gazebo, pohon-pohon cemara, dan sebuah tugu atau simbol Desa Dasun di tengah-tengah taman membuat suasana sungguh mengasyikan. Tak heran jika banyak anak-anak, remaja, maupun dewasa setiap harinya selalu memadati Taman Dasun. Mereka bermain, melakukan silaturahmi, menghilangkan stres bahkan ada yang berwisata kuliner.
Taman Dasun selalu ramai, namun waktu yang paling ramai adalah sore hari. Anak-anak seumuran TK sampai SD senang bermain rumah balon, mobil-mobilan dan kereta saat sore menjelang.
Adanya Taman Dasun membuat warga sekitar mendapatkan rezeki dengan berjualan di sana. Mereka ada yang berjualan lontong tahu, nasi pecel, gorengan, jagung bakar, sosis, es campur, es tebu, es temu, pop ice, dan aneka jajanan lainnya.
b. Tambatan Perahu Dasun
Perahu-perahu nelayan desa Dasun dengan tenang bersandar di tambatan. Ternyata di tambatan perahu yang memanjang di sayab kiri dan kanan sungai inilah, menjadi kunci ketenangan hidup nelayan Dasun. Mereka tidak lagi risau dengan gelombang besar di laut. Sungai dasun telah menjelma menjadi pengendali kerisauan gelombang besar. Dengan gagah berani, sungai dasun juga telah menyapu riak-riak gelombang laut yang terkadang tidak beraturan. Di sungai dasun inilah, kami belajar tentang hidup tenang dan penuh dengan kepastian.
Barisan perahu yang berjajar dengan tenang nan dalam itu, sesekali ujung badannya dielus lembut oleh angin yang menerobos sepoi di sela-sela dahan bakau. Terkesan deretan perahu saling bercengkerama, sembari diperdengarkan alunan pentas tradisi di altar desa Dasun sore itu. Deretan perahu yang ada ditambatan sungai sore itu, juga seakan sedang mementaskan pagelaran bahari. Pagelaran bahari di tambatan sungai dasun itu terasa semakin harmoni, dengan iringan desir gelombang air yang berliuk tenang, suara burung nan indah, dan juga kibar warna-warni bendera perahu yang sedang merayakan keberagaman. Sebenarnya, di sungai dasun inilah, telah terjadi pagelaran ekspresi kebaharian yang beragam, dinamis, dan tentu penuh dengan karakter kemandirian.
c. Gedung Serba Guna Dasun
Gedung Serba Guna (GSG) Dasun treletak berdekatan dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH Dasun, tepatnya sebelah timur RTH Dasun. Gedung ini selesai dibangun pada akhir tahun 2016 lalu. Fungsinya untuk tempat penyeleanggaraan berabagai acara budaya, olahraga, maupun keagamaan. Kapasistas gedung ini mampu memuat 500 orang per acara.
Gedung Serba Guna Dasun memiliki kelebihan diantaranya: memiliki parkiran yang luas; terdapat pujasera di sekitarnya dengan menyajikan masakan khas Dasun yang segar; memiliki pemandangan yang indah dengan Gunung Lasem terlihat jelas; letaknya strategis dari penjuru Lasem.
Tercatat berabagai acara telah terselenggara di dalam gedung ini, antara lain: Malam Pusaka Dasun; Malam Inigurasi Pelepasan Kapolsek Lasem; Mahakarya Dasun; dan berbagai macam event olahraga bulu tangkis.
d. Panggung Terbuka Dasun
Panggung Terbuka Dasun terletak di depan Gedung Serba Guna (GSG) Dasun, yang merupakan satu keompleks dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dasun. Panggung Terbuka Dasun telah selesai dibangun pada Januari 2017. Panggung terbuka ini ukurannya sekitar 10 x 5 meter menghadap ke selatan. Pemandangan di sekitar panggung terbuka Dasun ini sungguh indah, terlihat Gunung Lasem di sebelah timur, tambak garam dasun, perwahan serta Ruang Terbuka Hijau Dasun yang tidak pernah sepi dari pengunjung.
e. Perahu Nelayan Dasun
Dasun adalah desa bahari, wilayah Dasun yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa membuat penduduknya sebagian menjadi nelayan. Tentu nelayan-nelayan Dasun memiliki alat penangkap ikan berupa perahu. Perahu-perahu nelayan Dasun banyak bersandar di tambatan perahu yang membujur mengikuti aliran Sungai Dasun. Jumlah perahu nelayan Dasun diperkirakan ada 19 buah. Perahu nelayan ini setiap pagi sampai sore digunakan oleh nelayan Dasun untuk aktivitas di laut mencari ikan, rajungan, teri, kepiting, dan lainlain. Alat-alat yang digunakan untuk aktivitas di atas kapal adalah jaring pejer, bangkrak, dogol, pancing, jaring cumi-cumi; dll. Jelas-jenis kapal di Dasun ada dua yaitu jenis cukrik dan jenis kapal-kapalan. Perahu Dasun siap menjadi moda transporatasi pariwisata Desa Dasun, yang akan menyusuri Sungai Dasun sampai mengantarkan pengunjung ke Pulau Gosong.
f. Home Stay Dasun
Home Stay Dasun berupa rumah sederhana yang letaknya cukup strategis untuk menuju tempat-tempat yang menarik di Dasun. Berupa rumah besar, terdapat 4 kamar, 2 kamar mandi, satu ruang tamu, dan satu dapur ini cukup nyaman jika menjadi tempat persinggahan wisatawan jika ingin bermalam di Dasun. Pemiliknya adalah Bapak Tumijo.
g. Warung Apung Dasun
Warung Apung yang dikelola BUMDesa “Karya Bahari” Desa Dasun, Lasem, Rembang sejak dibuka pada 15 Nopember 2017 lalu telah banyak dikunjungi dan memikat hati para penikmat kuliner. Menu-menu yang disajikan juga sangat beragam terutama khas pesisiran Lasem-Rembang. Konsep warung atau rumah makan ini berupa gazebo-gazebo panggung yang di bawahnya berupa tambak.
Keunggulan Warung Apung adalah panorama lanskap Gunung Lasem, sawah dan tambak garam Dasun yang sangat serasi dipandang mata membuat kenyamanan saat menyantap kuliner pesisiran Lasem terasa betul. Warung Apung Dasun ini terletak di area Ruang Terbuka Hijau Dasun. Tempat parkir sangat luas dan nyaman. Warung Apung sangat cocok untuk dikunjungi oleh siapapun.
5. POTENSI AKTIVITAS WISATA
a. Susur Sungai Dasun
Susur Sungai Dasun adalah sebuah aktivitas pengenalan potensi alam dan budaya di Desa Dasun. Dengan menggunakan perahu nelayan Dasun, start dari tambatan perahu ke selatan, mata tak henti-hentinya menengok ke kiri dan ke kanan. Di tepi sungai sebelah kiri terdapat beberapa dok kapal peninggalan jaman kolonial belanda dan masa pendudukan jepang. Desa Dasun memang sejak dahulu terkenal sebagai daerah penghasil kapal-kapal belanda, itu dibuktikan dengan beberapa dok dan bangkai kapal besi serta kayu di sepanjang Sungai Sasun.
Sungai Dasun memang menyimpan cerita sejarah yang beragam. Di sungai inilah candu masuk dan menyebar ke seluruh Jawa pada zaman kolonial. Ini dibuktikan dengan adanya Rumah Candu atau Lawang Ombo di Desa Soditan, samping Klenteng Cu An Kiong. Rumah Candu ini terdapat gorong-gorong untuk masuknya candu dari Sungai Dasun-Lasem menuju dalam Rumah Candu.
Melalui susur sungai, kita akan diamanjakan dengan pamandangan hutan mangrove di kiri dan kanan tepian sungai. Kemudian kita akan menjumpai aktivitas kampung nelayan Layur, juga aktivitas penduduk Dasun mencari ikan dengan alat anco yang unik.
b. Tebar Tangkap Bandeng
Pengunjungakan di sajikan kegiatan tebar benih bandeng dan tangkap bandeng di tambak dasun dengan jaring atau tangan kosong. Pengunjung juga akan di sajikan kegiatan membuat kuliner khas dasun yaitu mrico bandeng, bandeng bakar dan presto bandeng.
c. Berkunjung Ke Pulau Gosong
Pulau Gosong adalah tempat yang sangat eksotis. Terdapat hamparan karang yang cantik dan menawan. Luas Pulau Gosong sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Banyak wisatawan yang sangat terpesona melihat keindahan di sekitar Pulau Gosong, apalagi Gunung Lasem sangat terlihat jelas dari sini. Pulau Gosong terletak di Laut Jawa tepatnya di Teluk Regol, Dasun, Lasem, Rembang. Jarak antara Pulau Gosong dengan daratan yakni Desa Dasun sekitar 2,5 Kilometer.
Pulau gosong merupakan kawah suci. Seolah-olah layaknya syair Sunan Gunung Jati, pulau gosong merupakan tempat menghalau hawa nafsu. Semuanya kembali ke hati nurani yang bersih. Tidak dipengaruhi hawa nafsu, dengan hati nurani akan lebih mudah menemukannya, tidak tersesat jalan hingga lupa akan etika, dosa dan alam abadi.
Jika Anda ingin berkunjung ke Pulau Gosong silahkan hubungi Pokdarwis Desa Dasun yang siap mengantarkan Anda untuk berlibur ke pulau cantik ini. Sekaligus Anda beserta rombongan akan diajak menyusuri Sungai Dasun-Lasem yang indah. Anda akan diceritakan mengenai sejarah Sungai Dasun-Lasem dari Galangan Kapal sampai penyelundupan candu di Lasem.
d. Jelajah Alam Situs Dasun
Dalam jelajah alam Situs Dasun pengunjung dapat berjalan kaki dengan tracking jelajah situs Dasun, baik itu Situs Dok Kapal, Situs Bong Londo, Situs Sumur Omben, Situs Punden Mbah Kongso, maupun berjalan di hamparan ladang garam di tambak Dasun.
Belum ada homestay